Alhamdulillah, Universitas Pasundan Bandung berhasil meraih akreditasi “A” (Unggul) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hasil akreditasi itu diumumkan oleh BAN-PT melalui websitenya sejak Jumat petang 28 Desember 2018. Sertifikatnya pun sudah diterbikan oleh BAN-PT yang berlaku 5 tahun. Kemudian, Rektor Universitas Pasundan Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom memberitahukan kabar gembira itu kepada segenap keluarga besar Universitas Pasundan, termasuk pada acara puncak Dies Natalis ke 58 Universitas Pasundan, Sabtu 29 Desember 2018.
Universitas Pasundan menerima visitasi 4 asesor selama 2 hari yakni 17 dan 18 Desember 2018. Empat asesor yang melakukan visitasi ke Unpas itu terdiri dari Prof. Dr. Ing. Mulyadi Bur (Universitas Andalas), Prof. Dr. Indra Maipita, S.Pd., M.Si., Ph.D (Universitas Negeri Medan), Prof. Dr. Made Sudarna, SE., MM., Ak (Universitas Brawijaya Malang) dan Dr. Mukti Fajar Nur Dewata, SH.,M.Hum (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).
Mereka diterima oleh Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom, Ketua YPT Pasundan Dr. H. Makbul Mansyur, M.Si., Ketua Dewan Pembina YPT Pasundan Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si, para Dekan, para Ketua Jurusan/Program Studi, dan para Ketua Lembaga serta jajaran Unpas lainnya.
Hari pertama, keempat asesor menghadiri acara pembukaan APT (Akreditasi Perguruan Tinggi) Unpas di aula Mandala Saba Oto Iskandar di Nata, Kampus IV Unpas Jl. Setiabudhi 193 Bandung, yang juga dihadiri Ketua LL Dikti Jawa Barat dan Banten Prof. Dr. H. Uman Suherman, M.Pd. Hari itu dilanjutkan diskusi kecil di ruang rapat rektorat serta kunjungan keliling kampus. Hari kedua, Selasa 18 Desember 2018, diskusi dan sinkronisasi data mulai Standar I hingga Standar 7.
Di hadapan para asesor, Ketua LL Dikti Jawa Barat Prof. Dr. H. Uman Suherman menegaskan, Unpas termasuk etalase perguruan tinggi di Jawa Barat dan Banten. “Dari 486 PTS di Jawa Barat dan Banten, Unpas menjadi kebanggaan kami di LL Dikti,” kata Prof. Uman. Unpas dibangun dengan dasar kecintaan kepada pendidikan tinggi sehingga menjadi seperti sekarang.
Dikatakannya, jika selama penerimaan mahasiswa baru tahun 2018 banyak perguruan tinggi yang jumlah mahasiswa barunya menurun maka hanya Unpas yang jumlah mahasiswa barunya tidak kurang. Demikian pula tentang Guru Besarnya, di perguruan tinggi lain morat marit soal Guru Besar namun di Unpas paling banyak Guru Besarnya se Jawa Barat dan Banten.
2 Kali Sujud Sambil Menangis
Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom mengekspresikan kegembiraan atas diraihnya akreditasi “A” (Unggul) dari BAN-PT ini dengan sujud syukur. Hal itu dilakukannya di hadapan 4 asesor, selesai penutupan visitasi pada Selasa 18 Desember 2018 di ruang rapat Rektorat Unpas, Kampus IV Jl. Setiabudhi 193 Bandung. Saat itu, keempat asesor memberikan rekomendasi untuk pengembangan Unpas ke depan dan tugas pemerintah melalui BAN-PT sudah dilaksanakan.
“Sering saya melakukan sujud syukur, tetapi sujud syukur sambil menangis (ngagukguk – Sunda) baru dua kali dalam hidup saya yaitu pada saat sidang terbuka S3 di Unpad dengan hasil cumlaude tahun 1997 dan pada usia 64 tahun delapan bulan saya kembali sujud syukur sambil ngagukguk di depan para asesor dan tim PIC Unpas sebagai puncak keharuan untuk kebanggaan Unpas dan Paguyuban Pasundan, faizza ‘azamta fatawakkal Allalloh Innalloha muhibbul mutawakilliin,” kata Rektor di hadapan keluarga besar Unpas, selesai acara Gerak Jalan Santai di Taman Lalu Lintas Bandung. Acara itu merupakan penutup rangkaian acara Dies Natalis ke 58 Unpas yang juga ditandai dengan pemberian penghargaan kepada dosen/karyawan yang telah mengabdi selama 20 dan 30 tahun, penulis produktif di Media Unpas tahun 2018, mahasiswa berprestasi, para juara dan pembagian hadiah berupa 10 sepeda motor, sejumlah sepeda dan sejumlah barang elektronik.
Keberhasilan Unpas dalam memperoleh nilai akreditasi A (Unggul) menjadi topik hangat pada kegiatan puncak Dies Natalis ke-58 sebagaimana disampaikan Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi, M.Si, pada sambutannya sebelum pelaksanaan pembagian hadiah bagi peserta jalan santai.
“Tentu saja kita harus mengucap syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ucap Prof. Didi. Untuk itulah, seluruh pemangku kepentingan beserta para bawahannya harus terus mengoptimalkan kerja, agar prestasi yang sudah diraih semakin meningkat.
Rektor Unpas mengemukakan, kita patut merasa berbahagia dan bangga, namun tentu saja kita jangan terlena, sebab tantangan yang akan kita hadapi untuk masa selanjutnya akan lebih berat lagi. Keberhasilan meraih nilai A tersebut, telah kita tunggu selama dua tahun dan alhamdulillah, pada tahun ini kita berhasil,” katanya.
Sehubungan dengan keberhasilan Unpas tersebut di atas, Prof. Eddy Jusuf menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim inti dan tim pendukung, kepada dosen dan karyawan dari tingkat bawah sampai atas yang telah bekerja keras bahu-membahu. Semua pihak ikut memberikan kontribusi terhadap keberhasilan Unpas.
Dikatakan Prof. Eddy Jusuf, di wilayah Jabar dan Banten terdapat 478 PTS. Sekarang, yang sudah berhasil mendapat nilai A ada empat PTS, termasuk Unpas. Tentang hal itu, Prof. Eddy mengatakannya dengan ungkapan bahasa Sunda, “asa bucat bisul”. Maksudnya, terasa lega setelah melewati masa-masa perjuangan yang melelahkan.
Prof. Eddy yang menjabat Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jabar dan Banten pada masa-masa sebelumnya sering mendapat dorongan dari Ketua LL Dikti Jawa – Banten, Prof. Dr. H. Uman Suherman, M.Pd untuk meraih akreditasi “A”.
“Sekarang terjawab sudah, dan saya merasa plong. Pada akhir tahun 2018 ini, kita istirahat cukup tiga hari saja. Pada tanggal 2 Januari 2019, kita harus mulai meningkatkan kinerja karena Unpas sudah mencanangkan menjadi komunitas akademik peringkat internasional yang mengusung nilai Sunda dan Islam pada tahun 2021, untuk itu setiap prodi di lingkungan Unpas akan didorong untuk akreditasi tingkat internasional,” ucapnya.
Dikatakannya juga, sudah banyak hasil penemuan Unpas yang dicatatkan pada lembaga HAKI (Hak Kekayaan Intelektual). Untuk selanjutnya, kita harus berupaya menghilirisasi hasil-hasil penelitian tersebut, agar langsung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” ucap Prof. Eddy Jusuf. Hal tersebut merupakan bagian dari pengejawantahan program Unpas sebagai menara air yang memberikan manfaat bagi orang banyak.
Rektor Unpas menegaskan, Unpas kini mulai memasuki hitungan tahun ke-59 yang harus mampu menempatkan diri pada era digitalisasi, teknologi, dan humanisasi. Ketiga hal tersebut harus berjalan seimbang. Sebab, lanjut Prof. Eddy Jusuf, digitalisasi dan teknologi yang tanpa disertai humanisasi pada akhirnya tidak akan memberikan manfaat bagi kehidupan. (TS, KN, DB)***