Pelantikan Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Kedokteran

Pelantikan Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Kedokteran

Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan Bandung diresmikan oleh Ketua Umum Paguyuban Pasundan yang juga Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan, Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi didampingi Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom pada acara di auditorium Mandala Saba dr. Djoendjoenan, Kampus Pascasarjana Unpas Jl. Sumatra 41 Bandung, Senin 2 Desember 2019.

Pada peresmian itu, Prof. Didi Turmudzi dan Rektor Unpas didampingi Kepala LL Dikti Wilayah IV Jawa Barat-Banten Prof. Dr. H. Uman Suherman, M.Pd., Wakil Rektor II Universitas Padjadjaran Prof. dr.  Arief S. Kartasasmita, Sp.M. (K) M.Kes., Ph.D., dan Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan Dr. H. Makbul Mansyur, M.Si.

Pada acara yang sama, Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom melantik pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan yang terdiri dari Prof. Dr. Dedi Rachmadi, dr., Sp.A(K). M.Kes. sebagai Dekan, dr. Ike Rostikawari Husen, M.Kes. sebagai Wakil Dekan I merangkap Ketua Prodi Sarjana Kedokteran, dr. Alma Lucyati, M.Kes., M.Si., MH Kes. sebagai Wakil Dekan II, dan dr. Trias Nugrahadi, Sp.KN(K) sebagai Wakil Dekan III.

Jajaran pimpinan FK Unpas itu tercantum pada Surat Keputusan Rektor Unpas yang dibacakan oleh Wakil Rektor I Prof. Dr. H. Jaja Suteja, M.Si, sedangkan SK Menristek Dikti tentang pendirian FK Unpas dibacakan oleh Wakil Rektor II Dr. Yudi Garnida, MS.

Saat ini mahasiswa angkatan pertama Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan Bandung berjumlah 50 orang, dari jumlah pendaftar 90 orang. Mereka hadir pada acara peresmian, bersama para dosen dan staf Fakultas Kedokteran Unpas. Hadir pula para Dekan dan keluarga besar Universitas Pasundan

 Penantian Panjang

Penantian panjang dan melelahkan. Demikian dikatakan Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi, M.Si. saat menyampaikan sambutan.  Ketum Paguyuban Pasundan menyebut, FK Unpas sebetulnya sudah memulai kegiatan akademiknya sejak awal semester. Namun peresmiannya baru dilaksanakan sekarang. “Beberapa bulan yang lalu, kami baru menerima SK-nya saja dari Kemenristek Dikti,” ucap Prof. Didi di hadapan keluarga besar Universitas Pasundan dan para undangan.

Kenapa dikatakan penantian yang panjang, kata Prof. Didi yang selama dua periode menjadi Rektor Unpas, sebab langkah Unpas untuk mendirikan FK tersebut sudah dimulai sejak lama, yaitu pada zaman kepemimpinan Rektor Prof. H. Muchtar Affandi. Waktu itu sudah dibentuk tim untuk melakukan penjajagan. “Namun akhirnya kandas, karena tidak bisa memenuhi persyaratan. Selanjutnya dimulai lagi pada saat saya menjadi Rektor Unpas. Ini pun belum juga berhasil,” katanya.

Barulah pada tahun 2019 ini Unpas berhasil mendirikan Fakultas Kedokteran. Prof. Didi menyampaikan keinginan tersebut langsung kepada Presiden Jokowi pada saat yang bersangkutan melakukan silaturahmi ke Paguyuban Pasundan. “Saya sampaikan kepada Presiden, Jawa Timur memiliki fakultas kedokteran lebih banyak, sedangkan di Jawa Barat jumlah penduduknya lebih banyak namun baru ada lima Fakultas Kedokteran,” ucapnya lagi. “Ternyata sambutan dari Presiden sangat bagus, yang kemudian diikuti dengan langkah-langkah berikutnya.”

Relevansi Unpas yang berada di bawah naungan Paguyuban Pasundan dengan berdirinya FK sangatlah kuat. Dulu, 106 tahun yang lalu, Paguyuban Pasundan didirikan oleh para siswa STOVIA atau sekolah  kedokteran. Paguyuban Pasundan didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat Indonesia, di antaranya melalui cara memerangi kebodohan dan kemiskinan. Karena itu, sejak awal, Paguyuban Pasundan sudah aktif dalam kegiatan ekonomi masyarakat, yaitu dengan berdirinya Bank Sentral Pasundan. Kemudian pada tahun 1922 mendirikan lembaga pendidikan yang hingga kini semakin berkembang. Lembaga pendidikan tersebut telah banyak melahirkan tokoh bangsa.

Prof. Didi menyampaikan rasa syukur atas dibukanya FK Unpas. “Ini hasil kerja keras kita semua. Terima kasih kepada Ibu Alma Lucyati yang sudah begitu gigih memperjuangkan berdirinya fakultas kedokteran ini,” ucapnya lagi. Ketum Paguyuban Pasundan berharap agar pada tahun depan FK Unpas bisa meraih akreditasi B, serta pada lima tahun ke depan sudah mencapai nilai A.

Sementara itu, pada sambutan yang paling awal, Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom. menyebutkan bahwa pada saat dirinya masih menjadi Warek I Unpas sudah ada upaya keras dari Rektor Unpas, yakni Prof. Didi Turmudzi, untuk mendirikan Program Studi Anestesi. “Namun setelah cukup lama, serta persyaratan sudah dilengkapi, ternyata tidak diizinkan, karena katanya anestesi akan menjadi mata kuliah di Fakultas Kedokteran.”

Tahun 2016 kemudian di-up load lagi ke Kemenristek Dikti. Tidak berhasil, karena sedang dilakukan moratorium. “Sambil menunggu, kami terus melengkapi sarana dan SDM-nya. Tahun 2017 dibuka lagi, tapi ternyata hanya terbatas untuk wilayah Indonesia Timur dan Banten. Namun kami tidak putus asa, tahun 2019 di-up load lagi, dan alhamdulillah berhasil,” ucap Prof. Eddy Jusuf. Dikatakannya, dibukanya FK unpas tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan Rektor Unpad. Untuk itu, Rektor Unpas menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Padjadjaran.

Setelah SK dari Kemenristek Dikti diterima, Unpas langsung membuka pendaftaran. Dari 90 orang pendaftar, yang diterima hanya 50 orang saja. Semoga FK Unpas menghasilkan dokter profesional dan kompeten untuk membantu peningkatan kesehatan masyarakat. Sehubungan dengan hal itu, diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak. Demikian juga dengan LL Dikti, yang atas dorongannya, Unpas menyampaikan terima kasih.

Pada kesempatan itu, sambutan diberikan kepada Rektor Unpad yang diwakil Warek II. Dikatakannya, Unpad merasa bersyukur karena di Jabar kembali punya FK baru. Kuliah di FK itu unik, berbeda dengan di fakultas lainnya. FK tidak dimaknai hanya hasilnya saja, melainkan juga sejauh mana memberi manfaat bagi kesehatan masyarakat di sekelilingnya.

“Karena itu selalu saya katakan kepada setiap mahasiwa baru, jika Anda kuliah di Fakultas Kedokteran, maka setengahnya dari hidup Anda ada pada masyarakat,” ucap Prof. Arief Kartasasmita.

Dikatakannya pula bahwa yang disebut rumah sakit pendidikan untuk menunjang Fakultas Kedokteran  tidak bisa ditawar lagi, dan harus sudah ada sejak awal mahasiswa baru masuk.

Hadirnya FK Unpas membuat Unpad merasa senang hati, karena akan bisa bahu-membahu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat Jawa Barat yang jumlah penduduknya hampir mencapai 50 juta jiwa.

Warek II Unpad menyampaikan bahwa Dekan dan para Wakil Dekan yang baru saja dilantik merupakan tim yang sangat baik. “Saya percaya, tim tersebut akan mampu membawa FK Unpas menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.”

Harapan senada disampaikan pula oleh Ketua LL Dikti. “Untuk kampus unggulan dan dibanggakan seperti Unpas memang serasa belum lengkap kalau belum ada FK,” ucap Prof. Uman Suherman.  Yang menjadi semacam PR bagi fakultas baru di Unpas ini adalah meningkatkan kesehatan masyarakat, terlebih-lebih upaya untuk menanamkan pentingnya memelihara kesehatan. “Hal itu harus diawali dengan pola hidup sehat, baik jasmani maupun ruhani,” katanya.

Prof. Uman berharap, lulusan FK Unpas bisa mencapai kriteria yang nyakola, nyunda, dan nyantri. Hal itu sesuai dengan moto hidup cageur, bageur, bener, pinter, singer, dan wanter.*** (TS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Hubungi Kami