BANDUNG, unpas.ac.id – Belakangan ini suhu udara di wilayah Bandung dan sekitarnya terasa dingin sekali, bahkan paling rendah suhunya pernah mencapai 14 derajat celcius. Apa ya penyebabnya? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa penyebab dari suhu udara dingin ini adalah angin monsun Australia. Angin tersebut membawa udara dingin dari Benua Australia.
Suhu udara dingin menurut BMKG biasa terjadi pada bulan Juli atau memasuki musim kemarau dan diperkirakan akan berakhir pada akhir musim kemarau. Udara dingin bisa berdampak pada kesehatan tubuh.
“Ketika tubuh terpapar udara dingin, tubuh akan merespon sebagai proses yang normal untuk mempertahankan panas dengan menyempitkan pembuluh darah (vasokonstriksi) kulit di seluruh tubuh dan pembentukan panas (termogenesis) melalui proses menggigil,” kata Dosen Fakultas Kedokteran Departemen Ilmu Kedokteran Dasar Divisi Fisiologi Universitas Pasundan dr. Marwan Rosada, M. Biomed, Kamis (18/7/2024).
Efek Udara Dingin
dr. Marwan menjelaskan efek udara dingin terhadap tubuh tergantung pada suhu udara tersebut dan lama paparannya. Paparan suhu dingin dapat menyebabkan berbagai kondisi diantaranya:
Penurunan Suhu tubuh
Paparan udara dingin dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh, proses ini terjadi akibat hilangnya panas tubuh dan penyempitan pembuluh darah terutama di daerah ekstremitas (seperti kaki dan tangan), akibatnya kaki dan tangan terasa lebih dingin. Risiko hipotermia juga dapat terjadi jika mendapat paparan suhu dingin yang ekstrem atau berkepanjangan, hipotermia adalah suatu kondisi suhu tubuh dibawah normal (< 35°C). Kulit Kering Udara yang dingin cenderung memiliki kelembapan yang rendah, hal ini menyebabkan kulit kehilangan kadar airnya sehingga kulit lebih rentan kering, selain itu paparan langsung angin yang dingin dapat menghapus lapisan pelindung minyak di kulit dan membuat kulit terasa lebih kaku dan pecah-pecah. Masalah Saluran Pernapasan Udara yang dingin dapat menyebabkan pembuluh darah di saluran napas menyempit hal ini dapat menimbulkan napas terasa lebih sulit. Kelembapan yang rendah juga dapat menyebabkan saluran napas menjadi kering dan iritasi. Penyakit yang Mengintai Saat Udara Dingin Udara yang dingin menurutnya juga dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit. Berikut ini beberapa penyakit yang sering muncul akibat suhu udara yang dingin: Influenza: Influenza bukan penyakit yang secara langsung disebabkan oleh suhu dingin, namun virus yang menjadi penyebab common cold (pilek) menyebar lebih mudah di musim dingin, cuaca yang lebih dingin memungkinkan virus untuk bertahan hidup lebih lama di udara. Virus lain seperti rhinovirus juga lebih umum di musim dingin. Rhinitis alergi: atau “pilek alergi” merupakan kondisi di mana seseorang mengalami gejala seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, gatal pada hidung dan mata, yang disebabkan oleh reaksi alergi. Udara yang dingin dapat memicu reaksi tertentu pada beberapa individu yang sensitif terhadap perubahan suhu. Asma: Penderita asma sering mengalami kekambuhan selama musim dingin karena udara dingin dan kering dapat memicu kekambuhan. Urtikaria: Suhu yang dingin dapat memperburuk kondisi eksim (dermatitis atopik). Kulit yang sudah sensitif menimbulkan urtikaria berupa ruam yang terasa gatal dan tampak peninggian pada kulit. Tips Tetap Sehat di Tengah Cuaca Dingin dr. Marwan juga memberikan tips supaya tetap sehat di tengah cuaca yang dingin, yaitu: Kenakan pakaian yang hangat dapat menjaga suhu tubuh dengan menurunkan kecepatan pengeluaran panas. Bagian tubuh yang sering kali kehilangan panas tubuh adalah kepala, tangan, dan kaki. Konsumsi makanan dan minuman hangat Menjaga kelembapan udara di dalam ruangan: humidifier di dalam rumah dapat membantu menjaga kelembapan udara Berolahraga: Berolahraga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, hal ini dapat membantu meningkatkan suhu tubuh secara keseluruhan, olahraga juga dapat menjaga kesehatan jantung. WHO (World Health Organization) merekomendasikan 150 menit aktivitas fisik tipe aerobik setiap minggu untuk memelihara kesehatan tubuh secara umum Istirahat yang cukup: Tidur yang cukup dan berkualitas dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Menggunakan pelembap secara teratur dapat melindungi kulit dari udara yang dingin dan mencegah timbulnya kulit yang kering. Konsumsi multivitamin: selain membantu tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang cukup, multivitamin mampu menjaga sistem kekebalan tubuh Vaksinasi: Dengan mendapatkan vaksin influenza, risiko untuk terkena flu dapat berkurang. (Rani)